Kamis, 26 Januari 2012

pemanfaatan gambut

PEMANFAATAN GAMBUT SEBAGAI MEDIA TUMBUH BITUMAN (BIJI TUMBUH MANDIRI) DALAM RANGKA MENDUKUNG KEGIATAN REHABILITASI LAHAN KRITIS

Luas lahan kritis di Indonesia saat ini mencapai angka yang memprihatinkan. Dari data yang
ada, luas lahan mencapai 77,8 juta hektar terdiri dari agak kritis 47,6 juta hektar, kritis 23,3
juta hektar dan sangat kritis 6,8 juta hektar (Balitbang Kehutanan, 2008). Deforestasi
pengalihan lahan bervegetasi hutan menjadi lahan yang lebih terbuka merupakan salah satu
pemicu terjadinya degradasi Ia han yang dalam jangka panjang dapat melahirkan Ia han kritis.
Energi limpasan permukaan (run off) terutama di daerah bercurah hujan tinggi yang terus
menerus terjadi di musim hujan pada kawasan-kawasan lahan terdegradasi dapat mengikis
lapisan top soil tanah yang subur. Dalam jangka panjang, kondisi fisik tanah pada lahan
semacam ini akan berubah menjadi tanah tandus yang melahirkan lahan kritis baru yang
berakibat pada penurunan produktivitas dan penurunan fungsi ekologisnya.
Program perekayasaan gambut untuk media tanam BITUMAN ini diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah prosentase tumbuh biji tanaman yang langsung ditanam
pada tanah tandus. Program ini dilakukan melalui suatu rangkaian kegiatan perekayaasaan
produk berupa media tanam padat dari gambut yang berisi biji tanaman reboisasi yang siap
ditebarkan di tanah-tanah tandus.
Tujuan dari kegiatan ini adalah penerapan teknologi pemanfaatan sumberdaya gambut
sebagai media tanam benih tumbuh mandiri dalam bentuk prototip produk briket semai
gambut untuk mendukung keberhasilan penanaman lahan kritis melalui program GNRHL
(Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan)
Sebagai media tanam, gambut mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologi yang lebih
baik dibandingkan dengan bahan organik lainnya seperti sabut kelapa, sekam padi, serbuk
gergaji dan sebagainya. Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh
karena itu, paling mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti
Indonesia. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk
digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat juga banyak dipilih sebagai
pengganti tanah. Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga
memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari.
Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit
dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur. Di
dalam cocopeat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan
tanaman, berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (Na) dan Fospor (P).
Media tumbuh yang telah dilekati oleh biji penerapan dilapangannya dapat dilakukan
dengan system tebar ataupun dengan metoda aeroseeding. Upaya dengan system ini, biji
dapat survive sendiri karena sudah dilengkapi dengan media tumbuh yang sudah
ditreatment terlebih dahulu. Selain secara ekonomi, aplikasi penyebaran biji tumbuh mandiri
dapat lebih efisien atau hemat dibandingkan dengan sistem reboisasi dengan sistem
konvensional. Hasil produksi media tumbuh yang didalamnya telah dimasukkan benih
tanaman, penerapannya digunakan untuk merehabilitasi lahan kritis atau reboisasi lahan.
Benih tanaman hutan yang telah dilapisi media tumbuh juga dapat digunakan untuk
mendukung reboisasi lahan kritis dengan metoda aeroseeding.
Metodologi penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pengujian yaitu :
1. Formulasi Bahan Baku
2. Uji Kecambah
3. Uji Tumbuh
4. Uji Pemberian Nutrisi
5. Pengukuran Kelembaban
6. Uji Kompresi
7. Uji kapasitas Daya Simpan Air
8. Uji Waktu Penjenuhan dan Pelepasan Air
Gambut yang digunakan dalam pembuatan briket semai dipilih gambut yang berasal dari
Rawa Pening. Hal ini dikarenakan pengambilan gambut dari Rawa Pening dianggap tidak
merusak lingkungan dan bahkan mempertahankan kedalaman danau dan mengimbangi
adanya proses euthropikasi. Sedangkan cocopeat yang digunakan didapat dari Yogyakarta
maupun dari Lampung. Cocopeat yang digunakan merupakan limbah pengolahan serat
sabut kelapa sehingga penggunaannya untuk briket semai akan bersifat ramah lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar